Pengendalian Internal
Pengendalian Internal
I.
Pengertian Pengendalian Internal
COSO (2013:3) mendefinisikan
pengendalian internal sebagai berikut:
“Internal control is a process, effected by an entity’s board
of directors, manage-ment, and other personnel, design to provide reasonable
assurance regarding the achievement of objectives relating to operations,
reporting, and compliance.”
Berdasarkan definisi pengendalian
internal di atas, diketahui bahwa pengendalian adalah sebuah proses yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari aktivitas bisnis entitas yang berkelanjutan (on going business activities). Untuk tujuan pelaporan manajemen
kepada publik, Pengendalian Internal terkait penjagaan asset dari pengambilan,
penggunaan, atau penghilangan yang tidak terotorisasi adalah suatu proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari
sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan
atau jaminan yang wajar
berkaitan dengan pencegahan atau deteksi dini terhadap pengambilan, penggunaan,
atau penghilangan yang tidak terotorisasi terhadap asset entitas sehingga
dapat memberikan pengaruh atau efek
yang material terhadap laporan keuangan.
COSO juga menyatakan konsep keyakinan
yang wajar (reasonable assurance) terkait pengendalian Internal bahwa
adanya Pengendalian Internal yang baik tidak serta merta memberikan jaminan
penuh kepada entitas bisa mencapai tujuannya namun sebatas keyakinan yang
wajar. Selain itu terdapat keterbatasan yang melekat terhadap pengendalian
Internal bahwa tidak semua jenis pengendalian dapat diimplementasikan karena
pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit) sehingga dapat
mengakibatkan Pengendalian Internal kurang efektif seperti yang diharapkan.
II.
Tujuan Pengendalian Internal
Ikatan Akuntan Indonesia (2001:319.2) dalam buku
Standar Profesional Akuntan Publik adalah sebagai berikut:
“1. Keandalan Pelaporan Keuangan
2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi
3. Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.”
III. Unsur
– Unsur
Pengendalian Internal
Unsur – Unsur dalam pengendalian internal menurut COSO (2013:4) yaitu:
“1. Control Environment
2. Risk Assessment
3. Control Activities
4. Information & Communication
5. Monitoring Activities.”
Berikut ini adalah penjelasan dari definisi diatas yaitu:
1.
Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan
pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk
semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
Penilaian resiko adalah identifikasi entitas dan
analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuan dan membentuk suatu
dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
Semua entitas memiliki resiko tergantung dari
ukuran, struktur, sifat atau jenis dari perusahaan. Resiko tersebut dapat
berupa resiko eksternal dan internal yang semuanya harus bisa dikendalikan.
Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi memungkinkan
timbulnya resiko yang harus segera diatasi oleh
manajemen. Dalam hal ini auditor harus
memahami pengetahuan tentang penilaian resiko yang dilakukan oleh manajemen
seperti pengidentifikasian resiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian
kemungkinan terjadinya resiko, keputusan manajemen atas tindakan yang akan
dilakukan.
3.
Aktivitas
Pengendalian
Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memberikan jaminan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
4.
Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah
pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk
dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. SIstem
informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem
akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun
kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi asset, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan.
Kualitas informasi
yang dihasilkan dari sIstem tersebut berdampak terhadap kemampuan manajemen
untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan
menyiapkan laporan keuangan yang andal. Komunikasi mencakup penyediaan suatu
pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan
pengendalian intern terhadap laporan keuangan.
5.
Pengawasan
Merupakan proses
yang menentukan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu.
IV. Implementasi
Pengendalian Internal di PT Talkindo Selaksa
Anugerah
1.
Lingkungan pengendalian
·
Integritas
dan Nilai Etik
Menetapan SOP (Standar Operational Procedure) perusahaan baik mengenai
budaya maupun etika di perusahaan. Hal itu juga harus tercermin dari perilaku
dan tindakan pimpinan sebagai bentuk keteladanan.
·
Komitmen
terhadap kompetensi
Menetapkan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai pemberhentian pegawai.
·
Dewan Direksi
dan Komite Audit
Adanya jajaran direktur yang efektif dan independen terhadap manajemen.
Komite audit bertanggung jawab sebagai komunikator, baik bagi internal
auditor maupun eksternal auditor.
·
Gaya
Manajemen dan Gaya Operasi
Menetapkan dan menginformasikan kepada pegawai
tentang visi dan misi perusahaan serta cara atau metode yang harus ditempuh
untuk pencapaian tersebut.
·
Struktur
Organisasi
Adanya gambaran mengenai struktur organisasi berikut dengan fungsinya.
·
Pemberian
Wewenang dan Tanggung Jawab
Memberi pemahaman mengenai pengendalian dan cara – cara yang digunakan
untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan
operasi, penugasan pegawai dan kebijakan yang dimiliki entitas.
·
Praktik dan
Kebijakan Sumber Daya Manusia
Adanya pelatihan yang cukup untuk pegawai dan evaluasi kinerja pegawai
dan kompensasi atas kinerja.
2.
Penilaian
Resiko
·
Menentukan ancaman yang menghadang
perusahaan
·
Memperkirakan risiko, atau
probabilitas, dari setiap ancaman yang muncul
·
Memperkiraan pajanan/exposure, atau kerugian potensial, dari
setiap ancaman
·
Mengidentifikasi serangkaian
pengendalian untuk melindungi terhadap ancaman
·
Memperkirakan biaya dan keuntungan
dari pengadaan pengendalian
·
Menerapkan rangkaian pengendalian
untuk melindungi terhadap ancaman
3.
Aktivitas
Pengendalian
·
Adanya pemisahan tugas yang memadai
yaitu job desk masing masing pegawai
·
Setiap transaksi dan aktivitas harus
memiliki otorisasi yang tepat
·
Setiap transaksi harus memiliki dokumentasi
dan catatan yang memadai
·
Menjaga asset baik fisik maupun
catatan-catatannya.
·
Melakukan pengecekan terhadap
pekerjaan secara independen secara berkala.
4.
Informasi dan Komunikasi
·
Menggolongkan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi
laporan keuangan
·
Menelusuri bagaimana transaksi tersebut dimulai
·
Adanya catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu
dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
·
Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (POS,
Transight, SAP) yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan
mengakses informasi
5.
Pengawasan (Monitoring)
·
Supervisi yang efektif secara berkala
·
Akuntansi pertanggungjawaban kepada board of directors
·
Adanya audit internal perusahaan
Referensi
(COSO), C. o. (2013). Internal
Control – Intergrated Framework. Retrieved from
<http://www.coso.org/.>.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar
Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.
Komentar
Posting Komentar